ANALISIS KEJADIAN SUMBING BIBIR DAN LANGIT: STUDI DESKRIPTIF BERDASARKAN TINJAUAN GEOGRAFIS
Highlights: • Angka kejadian kelainan sumbing bibir dan langit-langit di sepuluh wilayah Jember memiliki angka lebih dari 5 penderita. • Profesi orangtua, penggunaan pestisida, dan pencemaran logam berat menjadi faktor resiko terjadinya bibir sumbing dan langit di Jember dimana geografisnya adala...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | English |
Published: |
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2021-07-01
|
Series: | Jurnal Rekonstruksi dan Estetik |
Subjects: | |
Online Access: | https://e-journal.unair.ac.id/JRE/article/view/28230 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Highlights:
• Angka kejadian kelainan sumbing bibir dan langit-langit di sepuluh wilayah Jember memiliki angka lebih dari 5 penderita.
• Profesi orangtua, penggunaan pestisida, dan pencemaran logam berat menjadi faktor resiko terjadinya bibir sumbing dan langit di Jember dimana geografisnya adalah perkebunan dan pertanian.
Abstrak:
Latar Belakang: Angka kejadian sumbing bibir dan langit-langit masih tinggi di Indonesia sedangkan proses penatalaksanaannya masih belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk melakukan analisis kejadian sumbing bibir dan langit-langit berdasarkan tinjauan geografis sehingga dapat menemukan model penanganan yang tepat untuk mengurangi angka kejadian sumbing bibir dan langit-langit.
Metode: Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan menggunakan data rekam medis di salah satu rumah sakit di provinsi Jawa Timur Indonesia. Data yang digunakan adalah data penderita sumbing bibir dan langit-langit antara tahun 2017-2020. Data yang diperoleh kemudian dikelompokkan berdasarkan wilayah asal penderita yang kemudian dituangkan dalam sebuah peta untuk memberikan gambaran penyebaran penderita sumbing bibir dan langit-langit. Sedangkan karakteristik penderita seperti angka prevalensi, jenis kelainan dan pekerjaan orang tua ditampilkan dalam bentuk tabel.
Hasil: Penelitian menunjukkan bahwa kejadian kelainan sumbing bibir dan langit-langit hampir merata di seluruh wilayah Jember bahkan terdapat sepuluh wilayah yang memiliki angka kejadian lebih dari 5 penderita. Tingginya angka kejadian ini kemungkinan berhubungan dengan faktor-faktor risiko seperti pekerja orang tua sebagai petani, penggunaan pestisida dan pencemaran logam berat yang banyak ditemukan di wilayah Jember yang secara geografis merupakan daerah perkebunan dan pertanian sebagai penyebab kejadian kelainan kongenital ini.
Kesimpulan: Pemetaan penderita secara geografis akan memudahkan dalam menentukan prediksi angka kejadian dan faktor resiko terjadinya kelainan sumbing bibir dan langit-langit serta memudahkan dalam membuat sistem penanganan penderita sesuai dengan kondisi wilayah masing-masing penderita. |
---|---|
ISSN: | 2301-7937 2774-6062 |