PASIEN SINDROMA APERT YANG DILAKUKAN OPERASI FRONTO ORBITAL ADVANCEMENT SETELAH OCCIPITAL EXPANSION

Highlights: • Tindakan operasi occipital expansion diterapkan pada kasus Sindroma Apert untuk meluaskan area tengkorak, diikuti oleh fronto orbital advancement (FOA) guna meningkatkan baik fungsi maupun penampilan memperoleh hasil yang memuaskan. • Tatalaksana yang terencana, tim medis bedah plas...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Almahitta Cintami Putria, Arif Tri Prasetyo, Amelia Febrina
Format: Article
Language:English
Published: UNIVERSITAS AIRLANGGA 2022-06-01
Series:Jurnal Rekonstruksi dan Estetik
Subjects:
Online Access:https://e-journal.unair.ac.id/JRE/article/view/36382
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1841556979074465792
author Almahitta Cintami Putria
Arif Tri Prasetyo
Amelia Febrina
author_facet Almahitta Cintami Putria
Arif Tri Prasetyo
Amelia Febrina
author_sort Almahitta Cintami Putria
collection DOAJ
description Highlights: • Tindakan operasi occipital expansion diterapkan pada kasus Sindroma Apert untuk meluaskan area tengkorak, diikuti oleh fronto orbital advancement (FOA) guna meningkatkan baik fungsi maupun penampilan memperoleh hasil yang memuaskan. • Tatalaksana yang terencana, tim medis bedah plastik dan ortopedi yang kompeten, operasi kraniosinostosis dan FOA, membantu mengoptimalkan hasil fungsional dan estetik pasien sindroma Apert. ABSTRAK: Latar Belakang:  Sindroma Apert atau acrocephalosyndactyly tipe I merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan adanya kraniosinositosis, exorbitism, midface hypoplasia dan sindaktili simetris pada tangan dan kaki, hal ini disebabkan oleh mutasi genetik dari FGFR-2, S252W dan P253R. Ilustrasi Kasus: Anak perempuan (2 tahun) datang ke poliklinik bedah plastik konsulan dari TS Orthopaedi dengan mengeluhkan jari-jari tangannya yang menyatu. Pada pemeriksaan awal, didapatkan dismorfik dari kepala dan wajah pasien dengan jari–jari tangannya yang menyatu. Hasil pemeriksaan CT Scan kepala didapat sutura coronarial bilateral. Pada pemeriksaan fisik didapatkan dismorfik pada kepala, wajah, dan extremitas.Pada regio facialis didapatkan exorbitism pada oculi dextra sinistra, hypoplasia maxilla  dan terdapat adanya high arched palate yang disertai dengan soft palate cleft. Pada regio manus dan pedis bilateral ditemukan sindaktili yang simetris.  Pasien didiagnosis dengan sindroma Apert, dan diputuskan untuk dilakukan occipital expansiion. Pembahasan: Tatalaksana  kraniosinostosis bertujuan untuk memperbaiki fungsi serta estetik dari pasien dengan tindakan awal adalah dilakukan dekompresi kalvaria dengan intervensi pembedahan yaitu occipital expansion pada usia 6 bulan dan dilanjutkan  dengan fronto orbital advancement (FOA). Kesimpulan: Pada kasus ini dilakukan tatalaksana occipital expansion dan dilanjutkan dengan FOA dengan hasil yang cukup memuaskan.
format Article
id doaj-art-e7a4d0aa54ee40a3be8e9de428a2febb
institution Kabale University
issn 2301-7937
2774-6062
language English
publishDate 2022-06-01
publisher UNIVERSITAS AIRLANGGA
record_format Article
series Jurnal Rekonstruksi dan Estetik
spelling doaj-art-e7a4d0aa54ee40a3be8e9de428a2febb2025-01-07T04:36:57ZengUNIVERSITAS AIRLANGGAJurnal Rekonstruksi dan Estetik2301-79372774-60622022-06-0171313610.20473/jre.v7i1.3638234423PASIEN SINDROMA APERT YANG DILAKUKAN OPERASI FRONTO ORBITAL ADVANCEMENT SETELAH OCCIPITAL EXPANSIONAlmahitta Cintami Putria0https://orcid.org/0000-0002-2562-6806Arif Tri Prasetyo1https://orcid.org/0000-0003-0540-5392Amelia Febrina2Divisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, IndonesiaDivisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, IndonesiaDivisi Bedah Plastik Rekonstruksi dan Estetik, Departemen Ilmu Bedah, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, IndonesiaHighlights: • Tindakan operasi occipital expansion diterapkan pada kasus Sindroma Apert untuk meluaskan area tengkorak, diikuti oleh fronto orbital advancement (FOA) guna meningkatkan baik fungsi maupun penampilan memperoleh hasil yang memuaskan. • Tatalaksana yang terencana, tim medis bedah plastik dan ortopedi yang kompeten, operasi kraniosinostosis dan FOA, membantu mengoptimalkan hasil fungsional dan estetik pasien sindroma Apert. ABSTRAK: Latar Belakang:  Sindroma Apert atau acrocephalosyndactyly tipe I merupakan kelainan kongenital yang ditandai dengan adanya kraniosinositosis, exorbitism, midface hypoplasia dan sindaktili simetris pada tangan dan kaki, hal ini disebabkan oleh mutasi genetik dari FGFR-2, S252W dan P253R. Ilustrasi Kasus: Anak perempuan (2 tahun) datang ke poliklinik bedah plastik konsulan dari TS Orthopaedi dengan mengeluhkan jari-jari tangannya yang menyatu. Pada pemeriksaan awal, didapatkan dismorfik dari kepala dan wajah pasien dengan jari–jari tangannya yang menyatu. Hasil pemeriksaan CT Scan kepala didapat sutura coronarial bilateral. Pada pemeriksaan fisik didapatkan dismorfik pada kepala, wajah, dan extremitas.Pada regio facialis didapatkan exorbitism pada oculi dextra sinistra, hypoplasia maxilla  dan terdapat adanya high arched palate yang disertai dengan soft palate cleft. Pada regio manus dan pedis bilateral ditemukan sindaktili yang simetris.  Pasien didiagnosis dengan sindroma Apert, dan diputuskan untuk dilakukan occipital expansiion. Pembahasan: Tatalaksana  kraniosinostosis bertujuan untuk memperbaiki fungsi serta estetik dari pasien dengan tindakan awal adalah dilakukan dekompresi kalvaria dengan intervensi pembedahan yaitu occipital expansion pada usia 6 bulan dan dilanjutkan  dengan fronto orbital advancement (FOA). Kesimpulan: Pada kasus ini dilakukan tatalaksana occipital expansion dan dilanjutkan dengan FOA dengan hasil yang cukup memuaskan.https://e-journal.unair.ac.id/JRE/article/view/36382sydroma apertkraniosinostosissindaktilifoaoccipital expansionexorbitism battered child syndrome
spellingShingle Almahitta Cintami Putria
Arif Tri Prasetyo
Amelia Febrina
PASIEN SINDROMA APERT YANG DILAKUKAN OPERASI FRONTO ORBITAL ADVANCEMENT SETELAH OCCIPITAL EXPANSION
Jurnal Rekonstruksi dan Estetik
sydroma apert
kraniosinostosis
sindaktili
foa
occipital expansion
exorbitism
battered child syndrome
title PASIEN SINDROMA APERT YANG DILAKUKAN OPERASI FRONTO ORBITAL ADVANCEMENT SETELAH OCCIPITAL EXPANSION
title_full PASIEN SINDROMA APERT YANG DILAKUKAN OPERASI FRONTO ORBITAL ADVANCEMENT SETELAH OCCIPITAL EXPANSION
title_fullStr PASIEN SINDROMA APERT YANG DILAKUKAN OPERASI FRONTO ORBITAL ADVANCEMENT SETELAH OCCIPITAL EXPANSION
title_full_unstemmed PASIEN SINDROMA APERT YANG DILAKUKAN OPERASI FRONTO ORBITAL ADVANCEMENT SETELAH OCCIPITAL EXPANSION
title_short PASIEN SINDROMA APERT YANG DILAKUKAN OPERASI FRONTO ORBITAL ADVANCEMENT SETELAH OCCIPITAL EXPANSION
title_sort pasien sindroma apert yang dilakukan operasi fronto orbital advancement setelah occipital expansion
topic sydroma apert
kraniosinostosis
sindaktili
foa
occipital expansion
exorbitism
battered child syndrome
url https://e-journal.unair.ac.id/JRE/article/view/36382
work_keys_str_mv AT almahittacintamiputria pasiensindromaapertyangdilakukanoperasifrontoorbitaladvancementsetelahoccipitalexpansion
AT ariftriprasetyo pasiensindromaapertyangdilakukanoperasifrontoorbitaladvancementsetelahoccipitalexpansion
AT ameliafebrina pasiensindromaapertyangdilakukanoperasifrontoorbitaladvancementsetelahoccipitalexpansion