“Saya tidak mau mati sia-sia”: Pengalaman hidup mantan tahanan politik 1965–1966 di Indonesia
Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi kesenjangan dalam literatur yang telah ada dengan meneliti pengalaman hidup dan ketahanan pada penyintas tahanan politik 1965–1966 di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, penelitian ini mengeksplorasi secara mendalam terkait bagaimana peny...
Saved in:
| Main Author: | |
|---|---|
| Format: | Article |
| Language: | English |
| Published: |
Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara
2025-05-01
|
| Series: | Jurnal Psikologi Ulayat: Indonesian Journal of Indigenous Psychology |
| Subjects: | |
| Online Access: | https://www.publication.k-pin.org/index.php/jpu/article/view/1148 |
| Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
| Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk melengkapi kesenjangan dalam literatur yang telah ada dengan meneliti pengalaman hidup dan ketahanan pada penyintas tahanan politik 1965–1966 di Indonesia. Dengan menggunakan pendekatan fenomenologi, penelitian ini mengeksplorasi secara mendalam terkait bagaimana penyintas melalui pengalaman traumatis di masa lalu. Penelitian ini dilakukan selama satu bulan di Jakarta, dengan mengumpulkan data melalui proses wawancara mendalam, observasi partisipatif dalam gerakan Aksi Kamisan, dan mengumpulkan dokumen-dokumen yang terkait dengan topik penelitian. Temuan penelitian ini mengungkap bahwa gerakan sosial dapat membangun ruang untuk pelestarian memori dan pembangunan ketahanan. Keterlibatan peserta dalam aktivisme, seperti Aksi Kamisan, tidak hanya memperkuat ketahanan pribadi, tetapi juga menumbuhkan rasa keagenan kolektif yang menantang sistem dan struktur politik yang menindas. Selain itu, penelitian ini menyoroti pentingnya mengeksplorasi peran memori kolektif dan aktivisme sosial dalam membangun ketahanan, khususnya dalam konteks di mana para penyintas kekerasan politik terlibat aktif dalam membentuk narasi sejarah.
|
|---|---|
| ISSN: | 2088-4230 2580-1228 |