Historiografi Alur Islamisasi Ponorogo: dari Ki Ageng Mirah hingga Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari

This research explains the historiographical flow of the Islamic da'wah inPonorogo from the time of Kiai Ageng Mirah until the formation of theIslamic boarding school network in Ponorogo. This research uses a literaturestudy method with a historical approach. The research resulted in theconclus...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Muh Ashif Fuadi
Format: Article
Language:English
Published: PC Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Ponorogo 2023-12-01
Series:Besari
Subjects:
Online Access:https://ojisnu.isnuponorogo.org/index.php/besari/article/view/10
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1846164505176834048
author Muh Ashif Fuadi
author_facet Muh Ashif Fuadi
author_sort Muh Ashif Fuadi
collection DOAJ
description This research explains the historiographical flow of the Islamic da'wah inPonorogo from the time of Kiai Ageng Mirah until the formation of theIslamic boarding school network in Ponorogo. This research uses a literaturestudy method with a historical approach. The research resulted in theconclusion that: first, the historiographical flow of the spread of Islam in thePonorogo region is divided into four stages, the initial phase, namely the late1400s to 1500s, which was played by Kiai Ageng Mirah, one of SunanKalijogo's pupil, the 1600s phase of Islamic propagation in Ponorogo whichwas played by Kiai Donopuro, one of the descendants of Sunan Bayat, the1700 phase during the time of Kiai Ageng Muhammad Besari, a pupil of Kiai Donopuro, the 1800 phase played by Laskar Diponegoro after the end of theJava War, and the 1900 phase when Islamic boarding schools emerged. Second, continuously from the initial phase from 1500 to 1900, the da'wahmovement developed by these figures inherited the scientific style of theWalisongo tradition, characteristic of Indonesian Islam. Third, specifically, the Islamic boarding school network that was formed after 1900 in thePonorogo area are Islamic boarding schools that are still closely related to thePesantren Tegalsari and the descendants of Laskar Diponegoro bothgenealogically and ideologically. Penelitian ini menjelaskan tentang alur historiografi masuknya dakwah Islam di wilayah Ponorogo dari masa Kiai Ageng Mirah sampai terbentuknya jaringanpesantren di Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka denganpendekatan historis. Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa: pertama, alurhistoriografi penyebaran Islam di wilayah ponorogo terbagi menjadi empat tahapan, fase awal yakni tahun tahun 1400 akhir sampai 1500 yang diperankan oleh Kiai Ageng Mirah salah seorang murid dari Sunan Kalijogo, fase tahun 1600 dakwahIslam di Ponorogo yang diperankan oleh Kiai Donopuro salah seorang keturunandari Sunan Bayat, fase tahun 1700 pada masa Kiai Ageng Muhammad Besari muriddari Kiai Donopuro, fase tahun 1800 yang diperankan oleh Laskar Diponegoro pascaberakhirnya Perang Jawa, dan fase tahun 1900 muncul pesantren-pesantren. Kedua, secara berkesinambungan dari fase awal tahun 1500 sampai 1900 gerakan dakwahyang dikembangkan oleh tokoh-tokoh tersebut mewarisi corak keilmuan tradisiWalisongo ciri khas Islam Nusantara. Ketiga, secara spesifik jaringan pesantrenyang terbentuk setelah tahun 1900 di wilayah Ponorogo merupakan pesantren yangmasih berhubungan keturunan dengan Pesantren Tegalsari dan keturunan LaskarDiponegoro baik secara genealogis maupun ideologis
format Article
id doaj-art-e9506f2685ed4a5c842eeef6f2f31d2c
institution Kabale University
issn 3047-2458
language English
publishDate 2023-12-01
publisher PC Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama Ponorogo
record_format Article
series Besari
spelling doaj-art-e9506f2685ed4a5c842eeef6f2f31d2c2024-11-18T06:29:36ZengPC Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama PonorogoBesari3047-24582023-12-0111314810Historiografi Alur Islamisasi Ponorogo: dari Ki Ageng Mirah hingga Pesantren Gebang Tinatar TegalsariMuh Ashif Fuadi0UIN Raden Mas SaidThis research explains the historiographical flow of the Islamic da'wah inPonorogo from the time of Kiai Ageng Mirah until the formation of theIslamic boarding school network in Ponorogo. This research uses a literaturestudy method with a historical approach. The research resulted in theconclusion that: first, the historiographical flow of the spread of Islam in thePonorogo region is divided into four stages, the initial phase, namely the late1400s to 1500s, which was played by Kiai Ageng Mirah, one of SunanKalijogo's pupil, the 1600s phase of Islamic propagation in Ponorogo whichwas played by Kiai Donopuro, one of the descendants of Sunan Bayat, the1700 phase during the time of Kiai Ageng Muhammad Besari, a pupil of Kiai Donopuro, the 1800 phase played by Laskar Diponegoro after the end of theJava War, and the 1900 phase when Islamic boarding schools emerged. Second, continuously from the initial phase from 1500 to 1900, the da'wahmovement developed by these figures inherited the scientific style of theWalisongo tradition, characteristic of Indonesian Islam. Third, specifically, the Islamic boarding school network that was formed after 1900 in thePonorogo area are Islamic boarding schools that are still closely related to thePesantren Tegalsari and the descendants of Laskar Diponegoro bothgenealogically and ideologically. Penelitian ini menjelaskan tentang alur historiografi masuknya dakwah Islam di wilayah Ponorogo dari masa Kiai Ageng Mirah sampai terbentuknya jaringanpesantren di Ponorogo. Penelitian ini menggunakan metode studi pustaka denganpendekatan historis. Penelitian menghasilkan kesimpulan bahwa: pertama, alurhistoriografi penyebaran Islam di wilayah ponorogo terbagi menjadi empat tahapan, fase awal yakni tahun tahun 1400 akhir sampai 1500 yang diperankan oleh Kiai Ageng Mirah salah seorang murid dari Sunan Kalijogo, fase tahun 1600 dakwahIslam di Ponorogo yang diperankan oleh Kiai Donopuro salah seorang keturunandari Sunan Bayat, fase tahun 1700 pada masa Kiai Ageng Muhammad Besari muriddari Kiai Donopuro, fase tahun 1800 yang diperankan oleh Laskar Diponegoro pascaberakhirnya Perang Jawa, dan fase tahun 1900 muncul pesantren-pesantren. Kedua, secara berkesinambungan dari fase awal tahun 1500 sampai 1900 gerakan dakwahyang dikembangkan oleh tokoh-tokoh tersebut mewarisi corak keilmuan tradisiWalisongo ciri khas Islam Nusantara. Ketiga, secara spesifik jaringan pesantrenyang terbentuk setelah tahun 1900 di wilayah Ponorogo merupakan pesantren yangmasih berhubungan keturunan dengan Pesantren Tegalsari dan keturunan LaskarDiponegoro baik secara genealogis maupun ideologishttps://ojisnu.isnuponorogo.org/index.php/besari/article/view/10kiai ageng mirahkiai donopuropesantren tegalsarilaskar diponegoro
spellingShingle Muh Ashif Fuadi
Historiografi Alur Islamisasi Ponorogo: dari Ki Ageng Mirah hingga Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari
Besari
kiai ageng mirah
kiai donopuro
pesantren tegalsari
laskar diponegoro
title Historiografi Alur Islamisasi Ponorogo: dari Ki Ageng Mirah hingga Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari
title_full Historiografi Alur Islamisasi Ponorogo: dari Ki Ageng Mirah hingga Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari
title_fullStr Historiografi Alur Islamisasi Ponorogo: dari Ki Ageng Mirah hingga Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari
title_full_unstemmed Historiografi Alur Islamisasi Ponorogo: dari Ki Ageng Mirah hingga Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari
title_short Historiografi Alur Islamisasi Ponorogo: dari Ki Ageng Mirah hingga Pesantren Gebang Tinatar Tegalsari
title_sort historiografi alur islamisasi ponorogo dari ki ageng mirah hingga pesantren gebang tinatar tegalsari
topic kiai ageng mirah
kiai donopuro
pesantren tegalsari
laskar diponegoro
url https://ojisnu.isnuponorogo.org/index.php/besari/article/view/10
work_keys_str_mv AT muhashiffuadi historiografialurislamisasiponorogodarikiagengmirahhinggapesantrengebangtinatartegalsari