Tata Laksana Pasien Kritis pada Sumber Daya Terbatas
Latar belakang: Perawatan kritis merupakan komponen penting dari sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Idealnya perawatan pasien sakit kritis di unit perawatan intensif (ICU) dikelola dengan tenaga kesehatan profesional yang sangat terspesialisasi, pemantauan secara sistematis dan penggunaan...
Saved in:
| Main Authors: | , |
|---|---|
| Format: | Article |
| Language: | English |
| Published: |
Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
2022-11-01
|
| Series: | JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia) |
| Subjects: | |
| Online Access: | https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/45617 |
| Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
| Summary: | Latar belakang: Perawatan kritis merupakan komponen penting dari sistem perawatan kesehatan di seluruh dunia. Idealnya perawatan pasien sakit kritis di unit perawatan intensif (ICU) dikelola dengan tenaga kesehatan profesional yang sangat terspesialisasi, pemantauan secara sistematis dan penggunaan peralatan penunjang yang lengkap. Sayangnya, komponen ini tidak selalu tersedia terutama pada fasilitas kesehatan pesisir yang terbatas sumber daya. Hal ini berpotensi menyebabkan beban penyakit lebih besar dan hasil lebih buruk sehingga diperlukan pendekatan khusus dalam pelayanan perawatan kritis.
Kasus: Perempuan 71 tahun body max index (BMI) 21,3 dikonsulkan perawatan ICU dengan diagnosis sementara bendungan paru akut dan pneumonia. Tata laksana pasien sepsis dan bendungan paru akut dengan menggunakan panduan parameter klinis dan memanfaatkan sumber daya dengan segala keterbatasannya.
Pembahasan: Mengenali pasien dengan sepsis merupakan langkah penting untuk pengobatan yang efektif. Namun, pada tempat dengan sumber daya terbatas, definisi sepsis internasional tidak dapat sepenuhnya terpenuhi. Modifikasi definisi sepsis, sepsis beratn dan syok sepsis diperlukan agar bisa diterapkan pada situasi apapun termasuk tempat dengan sumber daya terbatas.
Kesimpulan: Sepsis dan bendungan paru merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan terapi agresif dalam upaya penyematanan jiwa. Meskipun dengan semua keterbatasan yang ada, terapi agresif harus tetap dilakukan menggunakan pendekatan panduan literatur dan mengikuti perkembangan klinis yang ditunjukkan oleh pasien. |
|---|---|
| ISSN: | 2337-5124 2089-970X |