Perbedaan Kadar Hepsidin pada Remaja Putri Anemia dan Non Anemia
Anemia dialami oleh 32 % remaja Indonesia, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Jika anemia pada masa remaja tidak teratasi maka akan berkembang menjadi anemia kehamilan yang berdampak pada outcome ibu dan bayi baru lahir bahkan meningkatkan risiko stunting. Hepsidin adalah hormon kunci yan...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Article |
Language: | Indonesian |
Published: |
STIKes Hang Tuah Pekanbaru
2025-01-01
|
Series: | Jurnal Kesehatan Komunitas (Journal of Community Health) |
Online Access: | https://jurnal.htp.ac.id/index.php/keskom/article/view/2090 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Anemia dialami oleh 32 % remaja Indonesia, artinya 3-4 dari 10 remaja menderita anemia. Jika anemia pada masa remaja tidak teratasi maka akan berkembang menjadi anemia kehamilan yang berdampak pada outcome ibu dan bayi baru lahir bahkan meningkatkan risiko stunting. Hepsidin adalah hormon kunci yang mengatur homeostasis besi sistemik sebelum besi didistribusikan dan disimpan sebagai cadangan (ferritin). Pengukuran hepsidin mampu membedakan Anemia Penyakit Kronis dan Anemia Defisiensi Besi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan kadar hepcidin antara remaja putri anemia dan non anemia. Penelitian ini berjenis observasional analitik dengan pendekatan komparatif cross sectional. Sampel yang diteliti adalah mahasiswi usia remaja akhir di Universitas Baiturrahmah Padang. Kriteria inklusi: tidak merokok, tidak ada riwayat hemogobinopati, tidak ada riwayat penyakit ginjal, tidak ada riwayat diabetes melitus. Sampel berjumlah 36 orang diambil dengan teknik sekuensial sampling, terdiri dari 18 sampel anemia dan 18 sampel non anemia. Kadar hepsidin merupakan kadar yang diperoleh dari hasil pengukuran serum hepcidin-25 responden yang diukur dengan metode Enzyme-Linked Immunosorbent Assays (ELISA). Uji statistik yang digunakan adalah uji Mann Whitney karena data tidak berdistribusi normal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata kadar hepsidin pada kelompok anemia lebih rendah dibandingkan dengan kadar hepsidin pada kelompok non anemia (0,43±0,1 ng/ml vs 0,4,6±0,09 ng/ml. Namun secara statistik Hasil uji menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar hepsidin pada kelompok anemia dan kelompok tidak anemia (p=0,43). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tidak terdapat hubungan yang bermakna antara kadar hepsidin dengan anemia pada remaja putri. Disarankan agar dilakukan pengembangan penelitian mengenai hepsidin dan biomarker lainnya yang mempengaruhi kerja hepsidin serta perlunya pertimbangan pemeriksaan hepsidin dalam mendiagnosis anemia.
|
---|---|
ISSN: | 2088-7612 2548-8538 |