PEMODELAN BAWAH PERMUKAAN METODE PRE-STACK TIME MIGRATION (PSTM) ISOTROPY DAN METODE PSTM ANISOTROPY HIGH ORDER MOVEOUT (HOM)

Struktur bawah permukaan memiliki perlapisan yang sangat komplek, sehingga memungkinkan penjalaran gelombang seismik memiliki kecepatan yang berbeda tergantung arah rambatnya. Hal inilah yang mendasari perlunya proses pengolahan data dengan melibatkan parameter anisotropi (η). Umumnya data seismik m...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Ahmad Luthfin, Adi Susilo, Teguh Suroso
Format: Article
Language:English
Published: Jurusan Fisika Fakultas Sains Dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang 2016-05-01
Series:Jurnal Neutrino: Jurnal Fisika dan Aplikasinya
Subjects:
Online Access:http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/NEUTRINO/article/view/3265
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Struktur bawah permukaan memiliki perlapisan yang sangat komplek, sehingga memungkinkan penjalaran gelombang seismik memiliki kecepatan yang berbeda tergantung arah rambatnya. Hal inilah yang mendasari perlunya proses pengolahan data dengan melibatkan parameter anisotropi (η). Umumnya data seismik memiliki nilai anisotropi dengan presentase tertentu, sehingga tidak semua data harus diproses dengan proses anisotropi. Ketepatan metode migrasi yang digunakan dapat menghasilkan gambar penampang struktur bawah permukaan dengan resolusi yang tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk memodelkan struktur bawah permukaan dengan menggunakan metode PSTM isotopi (lapisan isotropi) sedangkan untuk lapisan anisotropi dimodelkan dengan metode PSTM anisotropi HOM. Hasil dari metode PSTM isotropi berupa citra, dimana lapisan pertama pada CMP 2073-CMP 2413 hasilnya jelek (beresolusi rendah), tetapi untuk lapisan kedua dan ketiga tampak bagus (beresolusi tinggi). Pada saat diproses dengan PSTM anisotropi, peneliti menggunakan nilai (η) sekitar 0,25 pada lapisan pertama. Berdasarkan hasil PSTM anisotropi pada CMP 2073-CMP 2413 model lapisan pertama menghasilkan citra beresolusi lebih tinggi (lebih bagus), sedangkan model lapisan kedua dan ketiga tidak mengalami kenaikan resolusi yang signifikan. Hal ini karena rasio far offset dan kedalaman lapisan pertama besar menyebabkan lapisan pertama mengalami efek anisotropi, sedangkan lapisan kedua dan ketiga tidak mengalami efek anisotropi
ISSN:1979-6374
2460-5999