Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak Teridentifikasi

Latar Belakang:Trauma toraks menyebabkan 20% dari semua kematian akibat trauma. Salah satu yang memiliki morbiditas dan mortalitas tinggi adalah flail chestdan fraktur sternum merupakan sebagian kecil dari penyebab flail chest. Mengingat kejadiannya yang sangat jarang maka fraktur sternum sering men...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Pesta Parulian Maurid Edwar, Prananda Surya Airlangga, Agustina Salinding, Bambang Pujo Semedi, Teguh Sylvaranto, Eddy Rahardjo
Format: Article
Language:English
Published: Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2018-03-01
Series:JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Subjects:
Online Access:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20667
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1846121107367657472
author Pesta Parulian Maurid Edwar
Prananda Surya Airlangga
Agustina Salinding
Bambang Pujo Semedi
Teguh Sylvaranto
Eddy Rahardjo
author_facet Pesta Parulian Maurid Edwar
Prananda Surya Airlangga
Agustina Salinding
Bambang Pujo Semedi
Teguh Sylvaranto
Eddy Rahardjo
author_sort Pesta Parulian Maurid Edwar
collection DOAJ
description Latar Belakang:Trauma toraks menyebabkan 20% dari semua kematian akibat trauma. Salah satu yang memiliki morbiditas dan mortalitas tinggi adalah flail chestdan fraktur sternum merupakan sebagian kecil dari penyebab flail chest. Mengingat kejadiannya yang sangat jarang maka fraktur sternum sering menjadi jebakan diagnostik yang terlupakan pada flail chest. Laporan Kasus:Terdapat 2 kasus yang dilaporkan dengan trauma toraks. Kasus pertama adalah multitrauma dengan Injury Severity Score(ISS) 50, trauma kepala, trauma abdomen dan trauma ekstremitas. Setelah dilakukan stabilisasi hemodinamik selama 3 hari, pasien sulit disapih dari ventilasi mekanik. Setelah tidak ditemukan lagi sumber perdarahan dan hemodinamik stabil pasien segera disiapkan operasi daruratdan ditemukan penyebabnya adalah fraktur sternum yang tidak teridentifikasi sebelumnya. Kasus kedua adalah trauma toraks dengan ISS 17, secara klinis tampak flail chestdan foto toraks antero-posterior yang normal. Setelah dilanjutkan CT scantoraks ditemukan fraktur sternum yang menyebabkan  pernafasan tidak adekuat. Segera dilakukan fiksasi eksternal dan hasilnya  memuaskan. Diskusi: Fraktur sternum seringkali disebabkan oleh mekanisme trauma toraks anterior yang berat dan dapat menimbulkan manifestasi flail chestsehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas terlebih lagi bila disertai adanya trauma pada sistem organ lain serta penggunaan ventilator mekanik jangka panjang dan sepsis. Kejadian fraktur sternum sangat jarang dan foto toraks lateral pada kasus trauma juga jarang dilakukan sehingga seringkali fraktur sternum tidak teridentifikasi. Dengan mengetahui mekanisme trauma, gejala klinis yang tidak sesuai dengan gambaran foto toraks antero-posterior dan sulitnya penyapihan dari ventilasi mekanik  maka penggunaan ultrasonografi untuk skrining diharapkan dapat membantu menghindari jebakan terlambatnya identifikasi fraktur sternum. Kesimpulan:Pada trauma toraks dengan adanya fail chest, diagnostik dini diikuti fiksasi eksternal akan mengurangi morbiditas dan mortalitas pada pasien fraktur sternum.
format Article
id doaj-art-8b0e4ee709514b418a7eef48d4a9e1f8
institution Kabale University
issn 2337-5124
2089-970X
language English
publishDate 2018-03-01
publisher Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
record_format Article
series JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
spelling doaj-art-8b0e4ee709514b418a7eef48d4a9e1f82024-12-16T06:01:10ZengFakultas Kedokteran, Universitas DiponegoroJAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)2337-51242089-970X2018-03-01101425010.14710/jai.v10i1.2066713966Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak TeridentifikasiPesta Parulian Maurid Edwar0Prananda Surya Airlangga1Agustina Salinding2Bambang Pujo Semedi3Teguh Sylvaranto4Eddy Rahardjo5Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya, IndonesiaDepartemen Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya, IndonesiaDepartemen Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya, IndonesiaDepartemen Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya, IndonesiaDepartemen Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya, IndonesiaDepartemen Anestesiologi dan Terapi Intensif; Fakultas Kedokteran; Universitas Airlangga/ RSUD Dr. Soetomo; Surabaya, IndonesiaLatar Belakang:Trauma toraks menyebabkan 20% dari semua kematian akibat trauma. Salah satu yang memiliki morbiditas dan mortalitas tinggi adalah flail chestdan fraktur sternum merupakan sebagian kecil dari penyebab flail chest. Mengingat kejadiannya yang sangat jarang maka fraktur sternum sering menjadi jebakan diagnostik yang terlupakan pada flail chest. Laporan Kasus:Terdapat 2 kasus yang dilaporkan dengan trauma toraks. Kasus pertama adalah multitrauma dengan Injury Severity Score(ISS) 50, trauma kepala, trauma abdomen dan trauma ekstremitas. Setelah dilakukan stabilisasi hemodinamik selama 3 hari, pasien sulit disapih dari ventilasi mekanik. Setelah tidak ditemukan lagi sumber perdarahan dan hemodinamik stabil pasien segera disiapkan operasi daruratdan ditemukan penyebabnya adalah fraktur sternum yang tidak teridentifikasi sebelumnya. Kasus kedua adalah trauma toraks dengan ISS 17, secara klinis tampak flail chestdan foto toraks antero-posterior yang normal. Setelah dilanjutkan CT scantoraks ditemukan fraktur sternum yang menyebabkan  pernafasan tidak adekuat. Segera dilakukan fiksasi eksternal dan hasilnya  memuaskan. Diskusi: Fraktur sternum seringkali disebabkan oleh mekanisme trauma toraks anterior yang berat dan dapat menimbulkan manifestasi flail chestsehingga dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas terlebih lagi bila disertai adanya trauma pada sistem organ lain serta penggunaan ventilator mekanik jangka panjang dan sepsis. Kejadian fraktur sternum sangat jarang dan foto toraks lateral pada kasus trauma juga jarang dilakukan sehingga seringkali fraktur sternum tidak teridentifikasi. Dengan mengetahui mekanisme trauma, gejala klinis yang tidak sesuai dengan gambaran foto toraks antero-posterior dan sulitnya penyapihan dari ventilasi mekanik  maka penggunaan ultrasonografi untuk skrining diharapkan dapat membantu menghindari jebakan terlambatnya identifikasi fraktur sternum. Kesimpulan:Pada trauma toraks dengan adanya fail chest, diagnostik dini diikuti fiksasi eksternal akan mengurangi morbiditas dan mortalitas pada pasien fraktur sternum.https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20667jebakanflail chesttrauma toraks anteriorfraktur sternum
spellingShingle Pesta Parulian Maurid Edwar
Prananda Surya Airlangga
Agustina Salinding
Bambang Pujo Semedi
Teguh Sylvaranto
Eddy Rahardjo
Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak Teridentifikasi
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
jebakan
flail chest
trauma toraks anterior
fraktur sternum
title Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak Teridentifikasi
title_full Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak Teridentifikasi
title_fullStr Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak Teridentifikasi
title_full_unstemmed Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak Teridentifikasi
title_short Kesulitan “Weaning” pada Kasus Flail Chest Akibat Fraktur Sternum yang Tidak Teridentifikasi
title_sort kesulitan weaning pada kasus flail chest akibat fraktur sternum yang tidak teridentifikasi
topic jebakan
flail chest
trauma toraks anterior
fraktur sternum
url https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/20667
work_keys_str_mv AT pestaparulianmauridedwar kesulitanweaningpadakasusflailchestakibatfraktursternumyangtidakteridentifikasi
AT pranandasuryaairlangga kesulitanweaningpadakasusflailchestakibatfraktursternumyangtidakteridentifikasi
AT agustinasalinding kesulitanweaningpadakasusflailchestakibatfraktursternumyangtidakteridentifikasi
AT bambangpujosemedi kesulitanweaningpadakasusflailchestakibatfraktursternumyangtidakteridentifikasi
AT teguhsylvaranto kesulitanweaningpadakasusflailchestakibatfraktursternumyangtidakteridentifikasi
AT eddyrahardjo kesulitanweaningpadakasusflailchestakibatfraktursternumyangtidakteridentifikasi