Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan Meningioma

Latar Belakang: Balans anestesi adalah teknik anestesi umum berdasar konsep  pemberian campuran agen inhalasi dan intravena atau teknik anestesi kombinasi untuk mendapatkan keuntungan efek anestesi. Opioid sebagai salah satu komponen balans anestesi terbukti dapat mengurangi nyeri perioperatif dan c...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Yutu Solihat
Format: Article
Language:English
Published: Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro 2013-07-01
Series:JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
Subjects:
Online Access:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6414
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
_version_ 1846121097368436736
author Yutu Solihat
author_facet Yutu Solihat
author_sort Yutu Solihat
collection DOAJ
description Latar Belakang: Balans anestesi adalah teknik anestesi umum berdasar konsep  pemberian campuran agen inhalasi dan intravena atau teknik anestesi kombinasi untuk mendapatkan keuntungan efek anestesi. Opioid sebagai salah satu komponen balans anestesi terbukti dapat mengurangi nyeri perioperatif dan cemas, mengurangi respon somatik dan respon otonom terhadap manipulasi saluran napas, meningkatkan stabilitas hemodinamik selama rangsang nyeri operasi, kebutuhan anestesi inhalasi yang lebih rendah, dan memberikan analgesi segera pasca operasi. Tujuan maintenans anestesi pada bedah saraf adalah mengontrol tekanan otak melalui kontrol tingkat konsumsi oksigen metabolisme otak (CMRO2) dan aliran darah otak (CBF). Preparat anestesi spesifik merupakan kombinasi obat yang menguntungkan hemodinamik serebral, CMRO2, dan tekanan intrakranial (ICP) untuk memberikan kondisi operasi yang baik dan untuk meningkatkan kemungkinan hasil yang berkualitas. Opioid umumnya menghasilkan penurunan sederhana dalam tingkat metabolisme otak (CMR) dan tekanan intrakranial meskipun perubahan tersebut dipengaruhi dengan pemberian agen lain. Kasus: Seorang wanita, 42 tahun, berat badan 60 kg dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama penurunan kesadaran tiba-tiba. CT scan menunjukkan tumor (meningioma) pada lobus parietal. Terdapat riwayat sakit kepala, tidak ada muntah, dan tidak kejang. Pemeriksaan fisik menunjukkan  Glasgow Coma Scale 10 (E3M5V2), status hemodinamik, pernafasan, pemeriksaan laboratorium dan radiologi dalam batas normal. Pasien dijadwalkan untuk kraniotomi pengangkatan tumor emergensi di bawah anestesi umum, intubasi dengan endotrakeal tube dan opioid dalam balans anestesi menggunakan fentanil . Operasi berlangsung selama 3 jam. Injeksi intravena midazolam 2 mg sebagai premedikasi diberikan sebelum induksi anestesi, fentanil 250 ug/iv (titrasi) diberikan 5 menit sebelum injeksi propofol untuk mencapai tingkat puncak sebelum intubasi. Induksi dengan propofol 100 mg iv (titrasi) dan pelumpuh otot dengan rokuronium 50 mg iv. Selama anestesi, pasien dikontrol secara total, maintenans O2:udara 2l : 2l, sevofluran 0,5-1 % , rocuronium 10 m / jam/iv dan fentanil 100-200 ug/jam/ iv syringe pump. Total fentanil digunakan adalah 900 ug dan pada akhir operasi pasien diekstubasi. Manajemen nyeri pasca operasi yang digunakan di ICU adalah fentanil 500 uq/24 jam/iv dan  ketorolak 30mg/ 8 jam/iv. Pada asesmen ulang tingkat kesadaran pasca operasi di ICU didapatkan  GCS 15. Pembahasan: Opioid dalam balans anestesi pada pengangkatan tumor (meningioma) pada kraniotomi emergensi memberikan kondisi dan hasil operasi yang baik. Opioid dalam balans anestesi adalah pilihan yang baik untuk kasus ini. Konsentrasi plasma opioid yang diperlukan untuk menumpulkan respon hemodinamik terhadap laringoskopi, intubasi trakea, dan berbagai rangsangan noxius, serta konsentrasi plasma opioid yang terkait dengan kebangkitan dari anestesi dan terbukti tidak meningkatkan metabolisme otak dan tekanan intrakranial. Opioid dosis dititrasi untuk efek yang diinginkan berdasarkan stimulus bedah dan menghasilkan pemulihan yang baik
format Article
id doaj-art-6aa3f81541154f6da4fba3c9dc647d5e
institution Kabale University
issn 2337-5124
2089-970X
language English
publishDate 2013-07-01
publisher Fakultas Kedokteran, Universitas Diponegoro
record_format Article
series JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
spelling doaj-art-6aa3f81541154f6da4fba3c9dc647d5e2024-12-16T05:58:24ZengFakultas Kedokteran, Universitas DiponegoroJAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)2337-51242089-970X2013-07-015212413110.14710/jai.v5i2.64145582Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan MeningiomaYutu Solihat0Departemen Anestesiologi dan Terapi Intensif, FAkultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara/ RSU Haji Adam Malik, IndonesiaLatar Belakang: Balans anestesi adalah teknik anestesi umum berdasar konsep  pemberian campuran agen inhalasi dan intravena atau teknik anestesi kombinasi untuk mendapatkan keuntungan efek anestesi. Opioid sebagai salah satu komponen balans anestesi terbukti dapat mengurangi nyeri perioperatif dan cemas, mengurangi respon somatik dan respon otonom terhadap manipulasi saluran napas, meningkatkan stabilitas hemodinamik selama rangsang nyeri operasi, kebutuhan anestesi inhalasi yang lebih rendah, dan memberikan analgesi segera pasca operasi. Tujuan maintenans anestesi pada bedah saraf adalah mengontrol tekanan otak melalui kontrol tingkat konsumsi oksigen metabolisme otak (CMRO2) dan aliran darah otak (CBF). Preparat anestesi spesifik merupakan kombinasi obat yang menguntungkan hemodinamik serebral, CMRO2, dan tekanan intrakranial (ICP) untuk memberikan kondisi operasi yang baik dan untuk meningkatkan kemungkinan hasil yang berkualitas. Opioid umumnya menghasilkan penurunan sederhana dalam tingkat metabolisme otak (CMR) dan tekanan intrakranial meskipun perubahan tersebut dipengaruhi dengan pemberian agen lain. Kasus: Seorang wanita, 42 tahun, berat badan 60 kg dirawat di rumah sakit dengan keluhan utama penurunan kesadaran tiba-tiba. CT scan menunjukkan tumor (meningioma) pada lobus parietal. Terdapat riwayat sakit kepala, tidak ada muntah, dan tidak kejang. Pemeriksaan fisik menunjukkan  Glasgow Coma Scale 10 (E3M5V2), status hemodinamik, pernafasan, pemeriksaan laboratorium dan radiologi dalam batas normal. Pasien dijadwalkan untuk kraniotomi pengangkatan tumor emergensi di bawah anestesi umum, intubasi dengan endotrakeal tube dan opioid dalam balans anestesi menggunakan fentanil . Operasi berlangsung selama 3 jam. Injeksi intravena midazolam 2 mg sebagai premedikasi diberikan sebelum induksi anestesi, fentanil 250 ug/iv (titrasi) diberikan 5 menit sebelum injeksi propofol untuk mencapai tingkat puncak sebelum intubasi. Induksi dengan propofol 100 mg iv (titrasi) dan pelumpuh otot dengan rokuronium 50 mg iv. Selama anestesi, pasien dikontrol secara total, maintenans O2:udara 2l : 2l, sevofluran 0,5-1 % , rocuronium 10 m / jam/iv dan fentanil 100-200 ug/jam/ iv syringe pump. Total fentanil digunakan adalah 900 ug dan pada akhir operasi pasien diekstubasi. Manajemen nyeri pasca operasi yang digunakan di ICU adalah fentanil 500 uq/24 jam/iv dan  ketorolak 30mg/ 8 jam/iv. Pada asesmen ulang tingkat kesadaran pasca operasi di ICU didapatkan  GCS 15. Pembahasan: Opioid dalam balans anestesi pada pengangkatan tumor (meningioma) pada kraniotomi emergensi memberikan kondisi dan hasil operasi yang baik. Opioid dalam balans anestesi adalah pilihan yang baik untuk kasus ini. Konsentrasi plasma opioid yang diperlukan untuk menumpulkan respon hemodinamik terhadap laringoskopi, intubasi trakea, dan berbagai rangsangan noxius, serta konsentrasi plasma opioid yang terkait dengan kebangkitan dari anestesi dan terbukti tidak meningkatkan metabolisme otak dan tekanan intrakranial. Opioid dosis dititrasi untuk efek yang diinginkan berdasarkan stimulus bedah dan menghasilkan pemulihan yang baikhttps://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6414opioid dalam balans anestesineuroanesthesiakraniotomi emergensimeningioma
spellingShingle Yutu Solihat
Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan Meningioma
JAI (Jurnal Anestesiologi Indonesia)
opioid dalam balans anestesi
neuroanesthesia
kraniotomi emergensi
meningioma
title Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan Meningioma
title_full Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan Meningioma
title_fullStr Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan Meningioma
title_full_unstemmed Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan Meningioma
title_short Penggunaan Opioid sebagai Balans Anestesi pada Craniotomi Emergensi dengan Meningioma
title_sort penggunaan opioid sebagai balans anestesi pada craniotomi emergensi dengan meningioma
topic opioid dalam balans anestesi
neuroanesthesia
kraniotomi emergensi
meningioma
url https://ejournal.undip.ac.id/index.php/janesti/article/view/6414
work_keys_str_mv AT yutusolihat penggunaanopioidsebagaibalansanestesipadacraniotomiemergensidenganmeningioma