Pelecehan Verbal terhadap Siswi Berjilbab: Bentuk, Faktor, dan Dampak Sosial
Verbal sexual harassment against hijab-wearing female students in Deli Serdang, North Sumatra, has become a concerning issue, particularly due to its normalization within school environments. This study explores the forms of harassment experienced by the students, examines the factors driving such...
Saved in:
| Main Authors: | , |
|---|---|
| Format: | Article |
| Language: | English |
| Published: |
UIN Ar-raniry, Program Studi Sosiologi Agama
2024-11-01
|
| Series: | Jurnal Sosiologi Agama Indonesia |
| Subjects: | |
| Online Access: | http://localhost/jsai/article/view/5869 |
| Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
| Summary: | Verbal sexual harassment against hijab-wearing female students in Deli Serdang, North Sumatra, has become a concerning issue, particularly due to its normalization within school environments. This study explores the forms of harassment experienced by the students, examines the factors driving such behaviors, and analyzes their psychological and social impacts. A phenomenological method was applied, involving in-depth interviews, participatory observations, and documentation. The results reveal that verbal harassment manifests in various forms, such as catcalling, inappropriate comments, and mockery of the hijab. Perpetrators often perceive these actions as harmless jokes, influenced by personal tendencies, peer pressure, and cultural norms rooted in patriarchy. Victims reported feeling fear, diminished confidence, and social withdrawal, but many remain silent due to stigma or lack of institutional support. Addressing this issue requires schools to provide safe reporting mechanisms, impose appropriate sanctions on perpetrators, and incorporate gender sensitivity education into their curricula. From a religious perspective, strengthening students’ awareness of moral and spiritual responsibilities, including gender equality, can further prevent harassment.
Abstrak
Pelecehan seksual secara verbal terhadap siswi berjilbab di Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, menjadi isu yang memprihatinkan, terutama karena adanya normalisasi perilaku ini di lingkungan sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bentuk-bentuk pelecehan yang dialami korban, menganalisis faktor-faktor penyebabnya, serta mengkaji dampak psikologis dan sosial yang ditimbulkan. Penelitian menggunakan metode fenomenologi dengan teknik wawancara mendalam, observasi partisipatif, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelecehan verbal dilakukan dalam berbagai bentuk, seperti siulan, komentar bernada seksual, hingga ejekan terhadap jilbab. Pelaku sering kali menganggap tindakan tersebut sebagai candaan yang tidak berbahaya, dipengaruhi oleh kebiasaan pribadi, tekanan teman sebaya, dan norma budaya patriarki. Para korban melaporkan perasaan takut, hilangnya rasa percaya diri, dan kecenderungan menarik diri dari lingkungan sosial. Namun, banyak dari mereka memilih bungkam karena khawatir terhadap stigma atau kurangnya dukungan dari institusi. Penanganan masalah ini membutuhkan upaya dari pihak sekolah untuk menyediakan mekanisme pengaduan yang aman, menerapkan sanksi yang tegas bagi pelaku, dan memasukkan pendidikan kesetaraan gender dalam kurikulum. Dari perspektif agama, meningkatkan kesadaran moral dan spiritual siswa, termasuk pentingnya nilai-nilai kesetaraan gender, dapat membantu mencegah terjadinya pelecehan.
|
|---|---|
| ISSN: | 2722-6700 |