Hubungan Fenetik Pisang (Musa Spp) berdasarkan Karakter Morfologi di Wilayah Provinsi Gorontalo
Pisang (Musa spp) adalah tanaman buah tropis yang memiliki banyak manfaat dan peran penting bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai karakter morfologi pisang di Wilayah Provinsi Gorontalo dan kekerabatan fenetiknya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif...
Saved in:
| Main Authors: | , , , , |
|---|---|
| Format: | Article |
| Language: | English |
| Published: |
Universitas Nusa Nipa
2025-06-01
|
| Series: | Spizaetus |
| Subjects: | |
| Online Access: | https://spizaetus.nusanipa.ac.id/index.php/spizaetus/article/view/566 |
| Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
| Summary: | Pisang (Musa spp) adalah tanaman buah tropis yang memiliki banyak manfaat dan peran penting bagi masyarakat. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi mengenai karakter morfologi pisang di Wilayah Provinsi Gorontalo dan kekerabatan fenetiknya. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif untuk menggambarkan keragaman karakter morfologi pisang (Musa spp) dengan pengumpulan data menggunakan metode studi jelajah (eksplorasi) yang dilakukan dengan menelusuri atau menjelajahi lokasi Wilayah Provinsi Gorontalo, pengambilan sampel secara sengaja (Purposive Stratified Sampling) dengan melihat dan mengamati secara langsung karakter morfologi pisang (Musa spp). Analisis data menggunakan metode Unweighted Pair Group with Mean of Arithmetic (UPGMA) dengan rumus Gower Genelar Similarity Coeffiicient pada program komputer MVSP (Multi-Variate Statistical Package) v.3.1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 jenis pisang yang ditemukan pada Wilayah Provinsi Gorontalo yang menunjukkan keunikan variasi morfologi yaitu Pisang Kepok memiliki ciri khas morfologi daun yang cukup besar, Pisang Abati mempunyai warna unik kekuningan, Pisang Butota Hijau memiliki ciri morfologi dengan buah yang begitu tebal dan Pisang Liar memiliki ciri khas dengan jumlah batu yang banyak. Berdasarkan hasil clusterring terbentuk 2 kelompok utama yang memisah pada kefosien 0,643 (64,3%) ditemukan antara Pisang Abati, Butota Hijau, serta Pisang Liar, sementara Pisang Kepok menunjukkan hubungan yang sangat jauh dengan nilai kefosien 0,482 (48,2%). Hasil penelitian ini berpotensi mendukung pelestarian varietas lokal dan mendukung pengelolaan genetik berkelanjutan melalui identifikasi varietas tahan salinitas dan kekeringan.
|
|---|---|
| ISSN: | 2716-151X 2722-869X |