Model Pengembangan Spirit Ekologi Integral di Biara Susteran Giri Sonta Ungaran dan Konstribusinya Terhadap Pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs)

Manusia menjadi salah satu penyebab utama adanya krisis lingkungan yang semakin memprihatinkan. Hal ini diperjelas oleh Paus Fransiskus dengan ensikliknya Laudato Si’ yang menunjukkan paradigma antroposentrisme yang menitikberatkan manusia sebagai pemicu utama dalam kerusakan lingkungan alam. Biara...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Reny Setiyowati, Novi Anggaraeni, Rizqi Yusuf, Ahmad Hidayatullah
Format: Article
Language:Indonesian
Published: ECOTAS 2025-05-01
Series:Jurnal Ekologi, Masyarakat dan Sains
Subjects:
Online Access:https://www.journals.ecotas.org/index.php/ems/article/view/249
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Manusia menjadi salah satu penyebab utama adanya krisis lingkungan yang semakin memprihatinkan. Hal ini diperjelas oleh Paus Fransiskus dengan ensikliknya Laudato Si’ yang menunjukkan paradigma antroposentrisme yang menitikberatkan manusia sebagai pemicu utama dalam kerusakan lingkungan alam. Biara susteran Girisonta sebagai lembaga keagamaan umat Katolik ikutserta untuk bertanggungjawab dalam menghadapi krisis lingkungan.  Para romo, suster, dan pihak lainnya berperan aktif dalam mewujudkan program kelestarian lingkungan, meliputi meminimalisir penggunaan plastik, pengelolaan limbah menjadi pupuk, pemanfaatan air bawah tanah, dan reboisasi. Program tersebut selaras dengan model ekologi integral yang dicetuskan oleh Paus Fransiskus dalam menghadapi krisis lingkungan yang berakar pada krisis spiritual manusia. Program tersebut terus dikembangkan sebagai bentuk konstribusi biara susteran Girisonta dalam pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) yang ditargetkan pada tahun 2030 mendatang. 
ISSN:2720-9717